Rabu, 09 Juni 2010
Sebuah cerita tentang pelangi kehidupan
Aku tak tertarik padamu saat pertama kali melihatmu……. Kau terus dan terus menghubungi aku…dan memebuatmu menjadi perhatian baru. seolah aku memilki seorang teman baru yang ku cari. Aku takut terluka dan aku tidak cukup dewasa. Jadi, dalam hatiku selalu mencari seorang yang dapat memanjakan aku… sungguh, dan kaupun menunjukkanya padaku…. Kau mengatakan kau perduli tentangku. Kau balas semua harapanku… dan menjadikan aku berharap yang lebih dan aku tetap tak tak juga pernah dewasa, aku mulai menuntutmu untuk memperhatikan aku. Aku tak mengerti kenapa tak mau aku coba sekilas saja memahami keadaan dan hanya terus bermimpi dan berharap….. hingga suatu waktu aku kau buat binggung… kau tak lagi seperduli pertama saat kau hubungi aku, kau seolah terpaksa mengerti aku, mulai menghilang dan sibuk dengan kehidupanmu…. Aku lalu mencoba menanyakanya… berhari-hari hatiku tak tenang dan ternyata aku memang salah. Aku tak seharusnya lagi berharap padamu….. realita yang ada kau tak pernah yakin, kau mudah menyerah serta tergoda dengan hal indah lainnya. Harus kusadari itu…..” ini hidup sayang “ ucapku dalam hati. Tak pernah kita miliki apapun dan tak pernah ada hal abadi….. semua hanya titipan dari Allah dan akan kemabili padaNya. Ini saat selanjutnya kau harus memaknai hidup dan belajar dewasa. Kau harus lebih bijak dengan kehidupan yang terasa sulit. Tak apa terluka…. Tak apa tersakiti…. Itu takkan lama… karena tak pernah ada yang abadi.
Tentang kau… berapa banyak waktuku terbuang menunggu dan menunggu mu……dengan selalu kecurigaan yang ku tepis. Aku sedih? sungguh…. Aku terluka ? pasti. Aku tau apa yang kau inginkan…. Bermain-main ? bersenang- senang? Kau ingin banyak yang menyayangimu? Pasti. Kau tau betapa aku ingin mempertahankanmu? Aku ingin kau benar-benar baik… tak lagi mudah tergoda, tak lagi mudah mencinta lalu melepaskanya. Aku ingikan semua hal terbaik untuk dirimu. Tak ingin kau tersakiti ataupun disakiti orang lain. Aku ingin kau bahagia. Tapi aku sadar semua itu hanya inginku yang kepastiannya bukan hak ku. Sungguh hati ini terluka tau kah kau? Betapa aku ingin semua memory tentang kasih sayangmu terhapus dalam hitungan detik. Kita Cuma teman ! seandainya itu yang bisa kulakukan detik ini juga. Kau tau sulit melupakannya. Astagfirullah…… tentu aku berdosa banyak hingga Tuhan menguji dan membawa ini padaku.
Kepadamu sungguh aku minta maaf atas semua kelakuan burukku…
Maaf atas semua prasangka burukku….
Maaf atas sikap dan kata yang pernah terucap…
Maaf atas hasratmu yang pernah tak terbalaskan…
Maaf atas penuntutan yang bukan hak ku…..
Maaf atas perhatian yang pernah tak terhagai….
Aku bersalah tentunya padamu…. Aku juga tak baik untukmu. Tak pernah ada yang sempurna bukan?
Tentang mu….
Terimakasih atas keperdulianmu..
Terimaksih atas kasih sayangmu….
Terimakasih atas perhatianmu….
Terimakasih atas pengertianmu….
Terimakasih karena dirimu pola hidupku mulai berubah lebih baik…. Karena dirimu aku bisa mengerti sedikit wawasan tentang kebenaran, realita dan religi.
Terimakasih karena kau mau mendengarkan ceritaku….
Terimakasih karena kau aku lewati proses pendewasaan diri…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar